https://preview.redd.it/v2ezld2qbo5d1.png?width=1920&format=png&auto=webp&s=3d9b39e9fff198d38aafe9d9d6f15ca9bd65bf06
Kasus Elisabeth Fritzl telah disebut sebagai salah satu kasus penculikan dan pelecehan rumah tangga yang paling terkenal dan mengejutkan dalam sejarah. Kisah Elisabeth Fritzl telah mengumpulkan perhatian media yang besar dan mengangkat diskusi tentang dinamika keluarga yang disfungsional dan kekerasan dalam rumah tangga.
Elisabeth Fritzl diculik oleh ayahnya ketika dia baru berusia 18 tahun dan di tawan di gudang bawah tanah rumah mereka di Amstetten, Austria. Josef Fritzl telah membangun labirin kompeks kamar bawah tanah dimana dia telah memisahkan Elisabeth Fritzl selama lebih dari dua dekade. Selama waktu itu, Elisabeth Fritzl dipaksa untuk menderita pelecehan seksual berulang kali oleh ayahnya, sebanyak tujuh kali. Tiga dari anak anak tumbuh bersama Elisabeth Fritzl diruang bawah tanah, sementara tiga lainnya dibawa kepermukaan oleh Josef Fritzl dan disajikan sebagai anak angkat.
Penemuan kasus ini terjadi pada tahun 2008, ketika salah satu anak Elisabeth Fritzl, Kerstin, dilarikan ke rumah sakit karena masalah kesehatan yang serius. Hal ini menyebabkan pihak berwenang untuk menyelidiki kepergiannya dan menyebabkan pembebasan Elisabeth Fritzl dan anak-anaknya dari ruang bawah tanah.
Kasus ini memicu kemarahan besar dan menyebabkan dibukanya dekat publik tentang tanggung jawab lembaga dan otoritas dalam mengindentifikasi dan mencegah situasi kekerasan dalam rumah tangga. Hal ini juga menyebabkan adopsi langkah-langkah legislatif untuk meningkatkan perlindungan korban kekerasan dalam rumah tangga dan untuk meningkatkan kesadaran akan masalah tersebut.
Setelah dibebaskan, Elisabeth Fritzl dan anak-anaknya menjalani proses pemulihan psikologi dan fisik yang intens. Mereka diberikan identitas baru dan rumah baru untuk melindungi mereka dari mata publik. Elisabeth Fritzl berusaha membangun kembali hidupnya jauh dari mata media, berusaha mengatasi kengerian yang dialaminya.
Kasus Elisabeth Fritzl menyoroti perlunya memperhatikan tanda-tanda kekerasan dalam rumah tangga dan segera campur tangan untuk melindungi korban. Dia juga menyoroti pentingnya menawarkan dukungan dan bantuan kepada korban pelecehan sehingga mereka dapat membangun kembali kehidupan mereka setelah pengalaman traumatis seperti itu.

https://preview.redd.it/von5m0ffzi5d1.png?width=1080&format=png&auto=webp&s=58309367be822efebcf1c44a684378e9ad57905e
Di ranah kejahatan sejati, hanya sedikit cerita yang meresahkan dan membingungkan seperti halnya Nevada Tan. Kasus ini, yang melibatkan seorang gadis berusia 11 tahun di jepang, menangkap perpaduan yang menghantui antara kepolosan masa muda dan kekerasan yang tidak dapat dijelaskan, meninggalkan bekas yang tak terhapuskan pada mereka yang menyelidiki narasi gelapnya.

1. INSIDEN MENGERIKAN

Pada tanggal 1 juni 2004, kota kecil Sasebo yang tenang di prefektur Nagasaki diguncang oleh kejahatan yang mengerikan. Di dalam kelas kosong di Sekolah Dasar Okubo, seorang gadis berusia 11 tahun bernama Satomi Mitarai menemui akhir yang tragis di tangan teman sekelasnya. Penyerang, juga seorang gadis berusia 11 tahun, kemudian di kenal sebagai "Nevada Tan".
Moniker "Nevada Tan" berasal dari foto pelaku yang mengenakan kaus Univeristas Nevada, gambar yang dengan cepat beredar di laporan media dan forum online. Berbekal pisau utilitas, dia menimbulkan luka fatal di leher dan lengan Mitarai, yang menyebabkan kematiannya. Motif di balik tindakan brutal ini sangat sepele : penghinaan yang dirasakan atas komentar yang dibuat Mitarai tentang penampilan penyerang di internet.

1. BUNTUT DAN KEHEBOHAN MEDIA

Pembunuhan itu mengirimkan gelombang kejut ke seluruh jepang, negara di mana kejahatan kekerasan relatif jarang terjadi, terutama dikalangan anak-anak. Kasus ini menarik liputan media yang intens, tetapi karena undang-undang privasi jepang yang ketat tentang anak dibawah umur, nama asli pelaku dirahasiakan. Sebaliknya, citra dirinya dengan kaus Nevada menjadi ikon, melambangkan kasus dimata publik.
Ketika rincian kejahatan muncul, begitu pula pertanyaan tentang pengaruh pada pikiran muda dan peran internet dalam memperburuk keluhan kecil menjadi tindakan kekerasan. Peristiwa tragis itu memicu perdebatan nasional tentang kenakalan remaja, intimidasi di sekolah, dan masalah kesehatan mental di kalangan anak-anak.

1. DAMPAK BUDAYA

Nevada Tan dengan cepat menjadi fenomena budaya, terutama dalam komunitas internet. Kasus ini mengilhami gelombang daya tarik yang mengerikan, dengan pelaku di fitnah dan dimitologi secara aneh di berbagai subkultur online. Tanggapan ini menyoroti aspek mengganggu dari daya tarik kejahatan sejati, di mana tragedi kehidupan nyata kadang-kadang di abstraksikan menjadi simbol dan meme.
Dampak dari kasus ini meluas ke luar jepang, beresonansi dengan khalayak global yang bergulat dengan isu serupa kekerasan pemuda dan sisi gelap interaksi di gital. Ini berfungsi sebagai pengingat suram tentang seberapa dalam masalah sosial dapat mempengaruhi bahkan anggota termuda masyarakat.

1. REFLEKSI PADA KISAH TRAGIS

Kisah Nevada Tan adalah ilustrasi nyata tentang kepolosan yang hilang dan ke dalaman kekerasan muda yang tak terduga. Bagi komunitas kejahatan sejati, ini berfungsi sebagai status kasus yang mengharukan dalam memahami kompleksitas kejahatan remaja dan berbagai faktor yang dapat menyebabkan hasil tragis seperti itu.
Saat kita merenungkan kasus ini, sangat penting untuk mengingat kehidupan yang selamanya di ubah oleh tindakan ini, korban, keluarganya yang berduka, pelaku muda, dan komunitas yang tersisa untuk mengambil potongan-potongan itu. Penggemar kejahatan sejati sering tertarik pada aspek tergelap dari sifat manusia, tetapi cerita seperti Nevada Tan mengingatkan kita pada konsekuensi mendalam di balik narasi ini.
Pada akhirnya, Kisah Nevada Tan adalah pengingat yang serius tentang perlunya kasih sayang, pengertian dan kewaspadaan dalam memelihara pikiran muda, memastikan bahwa tragedi semacam itu tetap menjadi anomali langka daripada berita utama yang berulang.

not bad though.

Sejak PSSI menggelar kejuaraan nasional, Persib untuk pertama kalinya menjadi kampiun pada tahun 1937. Bulao, julukan Persib pada masa itu, tampil sebagai kampiun setelah mengubur harapan tiga rivalnya, Persis Solo, PSIM Yogyakarta dan PSIT Cirebon.
Putaran final pada waktu itu berformat 4 besar dengan sistem round robin (setengah kompetisi).
Laga di kota Bandung berlangsung dari 30 April sampai 2 Mei 1937. Kompetisi itu dibuka dengan pertandingan tim asal Jabar, yakni Persib dan PSIT. Persib menang 2-1 atas PSIT. Kemudian dilanjutkan pertandingan berikutnya antara PSIM melawan PSIT. PSIM kalah 2-1 dari PSIT Cirebon. Laga pamungkas di Bandung ditutup dengan kemenangan Persib atas PSIM, dengan skor 1-0.
Kemudian, dua pekan berikutnya laga lanjutan kompetisi antarkota itu digelar di Solo. Laga digelar dari 14 Mei hingga 16 Mei 1937. Persib menyisakan dua pertandingan saat bermain di Solo, yakni melawan PSIT dan Persis.
Kala itu, aturan poin untuk kompetisi masih menerapkan dua poin untuk menang, satu poin ketika imbang, dan nol poin bagi yang kalah. Persib baru mengemas satu kemenangan melawan PSIM.
Pertandingan berikutnya, Persib melawan PSIT di Solo. Dalam laga ini, Persib berhasil menang melawan PSIT dengan skor 2-1. Empat poin berhasil dikemas Persib.
Sementara itu, sang juara bertahan Persis Solo, yang sebelumnya berhasil menjuarai kompetisi 1936 berhasil mengemas tiga poin dari dua pertandingan melawan PSIT dan PSIM. Persis kala itu ditahan imbang melawan PSIT.
Laga pamungkas antara Persib dan Persis pun digelar pada 16 Mei 1937. Persib hanya butuh hasil imbang untuk meraih gelar juara. Sementara Persis, butuh kemenangan atau dua poin untuk bisa menyalip klasemen sementara di kompetisi tersebut.
Persib dan Persis bertemu untuk yang kedua kalinya di laga final, setelah pada tahun 1936 kedua tim juga bertanding di final yang dilangsungkan di Lapangan Tegallega, Kota Bandung. Pada laga final tahun 1936, Persib dipecundangi Persis di kandangnya sendiri dengan skor 2-0.
Alhasil, final Perserikatan tahun 1937 adalah kesempatan Persib untuk membalas kekalahan itu.
Namun, langkah Persib untuk membalas kekalahan tidak akan mudah. Persis Solo adalah satu di antara tim kuat masa itu. Ditambah lagi, laga final kali ini dilangsungkan di kandang Persis.
Pada babak pertama, Persis tampil mendominasi permainan. Persis tampil dengan permainan indah dari kaki ke kaki yang membuat tim Persib kewalahan.
Tak butuh waktu lama, Persis langsung membuka keunggulan saat pertandingan memasuki menit ke-9.
Persib yang kewalahan meladeni permainan Persis, sampai dijadikan bahan olok-olok oleh seorang pemain Persis, Jazid, yang membuat seluruh pendukung Persis tertawa terbahak-bahak di stadion.
Pada babak kedua, entah apa yang merasuki para pemain Persib sehingga penampilannya berubah drastis dibandingkan babak pertama.
Para pemain Persib tampil gila-gilaan, seolah melampiaskan segala kekesalan atas olok-olok yang mereka terima selama babak pertama.
Persis digempur habis-habisan. Permainan umpan-umpan pendek yang jadi andalan Persis tak terlihat lagi di babak kedua.
Akhirnya, Persib sukses membalikkan kedudukan menjadi 1-2. Keunggulan Persib bertahan hingga wasit meniup peluit panjang.
Betapa terkejut dan tak percayanya para pendukung Persis di Stadion Sriwedari atas kemenangan yang baru saja diraih Persib itu.
"Ongelovelijk! (sulit dipercaya!)" ujar Jono, seorang petugas Kantor Pos di Salatiga yang menghadiri pertandingan itu.
Pertandingan antara Persis dan Persib itu dihadiri sekitar 15.000 penonton yang datang dari berbagai penjuru Jawa Tengah bahkan hingga Madiun,. Persib tak pernah kalah selama melakoni kompetisi pada tahun itu.
Para pemain Persib larut dalam sukacita. Kekalahan setahun lalu terbalaskan. Persib meraih trofi pertamanya sejak resmi berdiri sebagai sebuah klub.
Rombongan Persib tiba di Stasiun Kereta Api Bandung pada Senin 17 Mei 1937, atau sehari setelah Enang Durasid dan kawan-kawan memastikan gelar juara usai mengalahkan Persis Solo 2-1 di Stadion Sriwedari. Pemain termasuk pengurus disambut langsung oleh ketua umum PERSIB saat itu, R. Sadikin.
Selanjutnya, pada hari Selasa 18 Mei 1937, sekitar jam 17.00, Ibrahim Iskandar dan kawan-kawan diarak keliling Kota Bandung. Meski diguyur hujan lebat, ribuan warga Kota Bandung antusias menyambut kedatangan tim kebanggaannya itu. Mungkin ini kali pertama kota Bandung mengadakan arak-arakan keliling kota dalam merayakan kemenangan tim sepakbola.
Ada juga pesta dadakan untuk merayakan gelar juara yang diraih Persib pertama kalinya. Berkat gelar juara yang diraihnya itu, seluruh pemain Persib masing-masing mendapatkan uang saku sebesar F 2,50.

​
https://preview.redd.it/ti4g1xro2b3d1.png?width=1080&format=png&auto=webp&s=c18de38f95cdee5d20c30ac6ad11abb9195acce5
Ed Gein, lahir 27 Agustus 1906 di La Crosse, Wisconsin, adalah salah satu pembunuh berantai paling terkenal dalam sejarah kriminal Amerika. Kehidupan dan kejahatannya telah mengilhami banyak film dan novel, termasuk "osis" dan "Pembantaian Penembak Jitu." Setelah kematian ibunya pada tahun 1945, Gein mendapati dirinya sendirian, menandai titik balik dalam hidupnya. Dia kemudian mulai menggali mayat di pemakaman setempat untuk membuat pakaian dengan stribut wanita untuk membangkitkan ibunya. Namun, tindakannya dengan cepat melampaui nekrofilia dan dia mulai menargetkan wanita yang masih hidup.
Gein terutama dikenal karena kejahatannya mengerikan yang dilakukan pada 1950-an. Diantara korbannya adalah Mary Hogan, dibunuh dibarnya dan Bernice Worden, dibunuh ditokonya. Dia juga dicurigai membunuh saudaranya Henry Gein dan seorang gadis remaja, Evelyn Hartley. Kejahatan Gein ditemukan ketika dia ditangkap karena pembunuhan Bernice Worden. Selama interogasinya, Gein menyangkal semuanya, menyatakan bahwa dia tidak ingat tindakannya. Meskipun bukti terkumpul terhadapnya, dia menolak untuk memberikan pengakuan khusus.
Penemuan rumah Gein, dipenuhi mayat dan benda-benda mengerikan, sangat mengejutkan Amerika. Media sangat menyukai cerita ini, dan rumah itu menjadi tempat keingintahuan para jurnalis dan penonton. Terlepas dari upaya Gein untuk menyerahkan diri, dia akhirnya di hukum atas kejahatannya. Ed Gein meninggal pada 26 juli 1984 di Mendota Mental Health Institute di Wisconsin.
Kehidupan dan kejahatannya telah menandai sejarah kriminal Amerika dan terus menginspirasi fiksi, membuktikan daya tarik dan kengerian yang tidak wajar yang dimiliki tindakannya.